
Sakit pinggang dapat muncul dari “pegal mekanik” karena duduk lama hingga episode akut setelah mengangkat beban. Parasetamol (acetaminophen/APAP) kerap dipilih pertama karena mudah diakses dan umumnya ditoleransi. Namun mekanismenya terutama menurunkan persepsi nyeri, bukan menekan peradangan. Itu sebabnya peran terbaiknya adalah sebagai pendamping yang memungkinkan Anda tetap bergerak, tidur lebih baik, dan menjalankan program pemulihan—bukan sebagai satu-satunya andalan.Pedoman layanan primer menempatkan edukasi, tetap aktif, dan intervensi non-obat sebagai fondasi penanganan nyeri punggung; obat hanya pelengkap yang dipilih sesuai risiko-manfaat. Rekomendasi resmi menyatakan jangan menawarkan parasetamol sebagai terapi tunggal untuk low back pain (NICE, 2016/2020).Ingin mengetahui lebih lengkap jenis obat sakit pinggang, anda dapat merujuk ke artikel yang lain di sini : obat sakit pinggang di apotik paling ampuh dan alternatif obat sakit pinggang.
Apakah Parasetamol Efektif Untuk Sakit Pinggang?
Ya, jika keluhannya ringan–sedang dan tujuan utamanya kenyamanan singkat agar bisa bergerak dan tidur lebih baik. Tidak, kecuali terdapat tanda peradangan dominan atau penjalaran saraf—situasi ini biasanya memerlukan pilihan lain yang menargetkan inflamasi atau evaluasi klinis lebih lanjut.
Bukti uji acak terkontrol berskala besar (PACE, Lancet 2014) menunjukkan parasetamol tidak lebih baik dari plasebo bagi nyeri punggung bawah akut pada luaran nyeri, fungsi, atau waktu pemulihan. Telaah sistematis juga sampai pada kesimpulan serupa untuk fase akut (Cochrane, 2016) dan tinjauan ringkas terkini menempatkan efektivitas parasetamol untuk LBP sebagai “tidak bermakna secara klinis”. Kesimpulannya: pakai seperlunya untuk memfasilitasi gerak, bukan sebagai monoterapi jangka panjang.
Haruskah Parasetamol Jadi Pilihan Pertama?
Tidak, kecuali ada alasan klinis menghindari NSAID (mis. riwayat tukak, penyakit ginjal, atau faktor kardiovaskular) dan Anda memerlukan pereda nyeri OTC yang netral terhadap lambung bila digunakan benar. Pedoman menegaskan: jangan tawarkan parasetamol sendirian untuk LBP (NICE, 2016/2020). Keputusan farmakoterapi tetap dipersonalisasi berdasar respons, preferensi, dan profil risiko.